Realizing Our Part of Souls

Now, in this decade, we’re living in the such complicated world.

Hidup di dunia serba mudah, kemudahan kamu temukan dimana-mana.

Mulai dari mengakses aplikasi order makanan online, belajar secara virtual, hingga kemudahan mu menggenggam buku ini. Buku yang kamu baca sekarang.

Sekarang, coba buka google dan ketik sesuatu di search button, misalnya, ‘Candi Borobudur’.

Do you find any information?

As you can see, there’s a lot of results from the internet. Tak hanya teks penjelasan Candi Borobudur dan sejarahnya, namun ada fitur gambar, video, hingga yang sedang hype di berbagai aplikasi adalah dengan penambahan fitur artificial intelligence atau kecerdasan buatan.

Or simply we call it as AI.

Kecerdasan buatan layaknya manusia yang kecerdasannya melampaui kita yang terbatas. Tren kasus akhir-akhir ini membuat tugas, esai, makalah, hingga tugas akhir, seperti skripsi menggunakan AI.

Mungkin ini zaman dimana, joki tugas pun tidak akan laku. Karena, adanya opsi lain yang lebih

CEPAT

MUDAH

GRATIS

seperti AI ini.

Tanpa sadar, AI telah meracuni pemikiran jernih hingga jiwa kita yang tak sadar dengana kecanggihan semacam ini. Apa arti kercerdasan manusia jika semua bisa dilakukan olehnya? Kemudahan informasi yang mudah didapat membuat kita terlena.